Brownies |
Sebenarnya
brownies adalah kue yang berasal dari kesalahan karena bentuknya yang
bantat namun karena memang seperti itu dibuatnya dan rasanya yang enak
maka tak heran banyak penggemarnya.
Resep
brownies berkembang cukup pesat, mulai dari yang dulunya dipanggang
hingga dikukus. Mulai dijadikan cemilan dengan teh hingga untuk makanan
siap saji pada waktu acara seperti arisan.
Namun,
lagi-lagi ternyata kue ini juga termasuk makanan yang dapat diakali oleh
oknum curang yang menambahkan bahan-bahan berbahaya. Ya, di pasaran
beredar kue brownies yang mengandung zat berbahaya yang dapat meracuni
perut dan otak.
Didalam
tayangna tersebut, awalnya kecurigaan muncul tatkala terlihat pada warna
kue yang mencolok dan setelah beberapa hari lamanya kue tersebut tak
kunjung basi.
Hal
tersebut menggiring ke pembuat kue, sebutlah Ijah (Nama
Disamarkan).Ternyata benar dugaan bahwa kue yang dibuat Ijah ditambahkan
borak/ bleng/ sering disebut pijer.
Borak sejatinya digunakan dalam non pangan seperti anti kecoa, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Bayangkan saja anti kecoa ditambahkan kemakanan????
Kue
buatannya juga diberi pewarna non pangan dan pemanis buatan. Dalam
prosesnya Ijah menggunakan telur yang sudah rusak dengan cangkang yang
telah pecah yang terkadang sudah mengeluarkan aroma busuk. BAHKAN tak
jarang ditemui belatung pada telur yang dibelinya dengan harga 10rb/
kantong besar. Jauh lebih murah memang dibandingkan dengan telur yang
masih bagus dengan harga 16 rb/ kg yang hanya berisi 10-12 butir telur.
Selain belatung yang jelas berbahaya, cangkang telur yang telah pecah menyebabkan adanya kontaminasi dengan bakteri lainnya.
Mengenai
aroma busuk dari telur yang sudah hampir busuk tersebut Ijah menggunakan
essense pada adonan bownies agar bau telur busuk tersebut hilang,
sedangkan pada bolu kukus air yang digunakan yaitu air berkarbonasi,
demikian yang dituturkan Ijah.
Satu lagi
yang mengagetkan saya yaitu dalam proses pembuatan brownies ternyata
Ijah sama sekali tidak menggunakan coklat batang. Namun, dia menuju ke
toko kosmetik. Bayangkan apa yang dia beli? Dia membeli pewarna rambut
coklat untuk kuenya meski namanya brownies coklat.
Sekilas pembuatan kue tersebut sama dengan yang lainnya. Bedanya Ijah menggunakan tambahan zat berbahaya.
Untuk
pemanis Ijah menggunakan natrium ciklamat, natrium cikalamat tidak mudah
dicerna oleh tubuh, bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka
waktu yang lama maka akan mengendap di tubuh dan dianggap benda asing
dan akhirnya dapat memicu sel kanker.
Bolu kukus |
Setelah
seluruh proses selesai, Ijah mengedarkan kue brownies dan bolu kukusnya
ke pasar dan mejual ke warung-warung. Tak berapa lama kuenya sudah
diserbu dari anak-anak hingga dewasa. Ironisnya, terkadang kue buatannya
juga dikonsumsi anak-anaknya sendiri.
Apakah kecurangan oknum dalam pembuatan brownies membuat Anda mencoret kue lezat ini dari daftar makanan yang Anda konsumsi ???
Tidak
perlu menghindarinya dan tidak perlu khawatir karena amsih ada pembuat
kue yang jujur seperti Elis misalnya. Dia mengutamakan kualitas, bahkan
di tokonya biasanya dia akan membuat brownies setelah ada pemesanan,
sehingga pembeli dapat membawa brownies dalam keadaan hangat.
Untuk
membuktikan penggunaan zat berbahaya tersebut, Tim mengadakan studi
kasus kecil di Laboratorium Tek. Pangan Fakultas Teknik Univ. Pasundan.
Dengan kue
Ijah sebagai sampel utama dan sampel acak di Pulau Jawa. Hasilnya
sampel utama (Ijah) positif mengandung borak dan 4 sampel acak negatif.
Untuk pengujian pemakaian pewarna non pangan sampel utama (Ijah) dan 2
dari 4 sampel acak positif mengandung pewarna non pangan.
Selain itu kue Ijah mengandung mikroorganisme yang melebihi batas Standar Nasional yaitu
1x102 koloni/ gram diduga berasal dari telur berbelatung yang digunakan Ijah.
1x102 koloni/ gram diduga berasal dari telur berbelatung yang digunakan Ijah.
Salmonella adalah yang paling terdapat pada proses pembuatan makanan yang tidak hygienis.
0 komentar:
Posting Komentar